Strategi Sebelum Pertandingan Vinícius Junior Terungkap
Real Madrid yang kini diasuh oleh pelatih muda Xabi Alonso sedang menjadi sorotan besar menjelang duel melawan Paris Saint-Germain. Menjelang pertandingan, muncul laporan bahwa Alonso sempat mempertimbangkan keputusan mengejutkan: tidak menyertakan Vinícius Junior ke dalam sebelas pemain utama. Pemain asal Brasil itu biasanya menjadi andalan utama dalam skema penyerangan Madrid.
Langkah ini menunjukkan bahwa Alonso sedang bereksperimen dengan strategi baru, terutama dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan lawan yang akan dihadapi. Meski pada akhirnya Vinícius tetap dimainkan, fakta bahwa ia hampir dicoret mengungkap betapa dinamis dan fleksibelnya pendekatan Alonso terhadap taktik dan pemilihan pemain.
Wawasan Taktis Xabi Alonso
Xabi Alonso membawa filosofi permainan yang berbeda dari era sebelumnya. Ia dikenal menyukai permainan terstruktur dengan penekanan pada keseimbangan antara pertahanan dan serangan. Alonso tidak ragu untuk meninggalkan nama besar demi menciptakan sistem yang lebih solid.
Pada laga melawan PSG, Alonso awalnya ingin menggunakan formasi dengan tiga bek tengah. Tujuannya adalah untuk menjaga lini belakang lebih rapat dan memberikan ruang bagi bek sayap untuk naik membantu serangan. Rencana ini didasarkan pada kebutuhan untuk menahan kecepatan dan kreativitas lini depan PSG, yang dikenal sangat agresif.
Namun, cedera yang dialami salah satu pemain belakang membuat Alonso terpaksa mengubah formasi kembali ke pola yang lebih familiar, yakni empat bek dengan dua sayap menyerang. Keputusan ini membuat Vinícius Junior tetap masuk dalam susunan awal, meskipun sempat hampir dicadangkan.
Dampak pada Serangan Real Madrid
Vinícius Junior merupakan pemain yang sangat penting bagi lini serang Real Madrid. Kecepatan, teknik, dan naluri mencetak golnya sering menjadi pembeda dalam pertandingan besar. Ketika kabar bahwa ia akan dicadangkan mulai beredar, banyak penggemar dan pengamat yang terkejut.
Ketidakhadiran Vinícius tentu akan mengurangi daya gedor Madrid, terutama dalam hal serangan balik cepat. Namun, Alonso rupanya ingin mencoba kombinasi baru, yakni mengandalkan Mbappé dan pemain muda Gonzalo García di lini depan. Duet ini diharapkan bisa membawa pendekatan berbeda yang lebih terstruktur dan tidak terlalu bergantung pada permainan individu.
Meski akhirnya Vinícius tetap dimainkan, performanya tidak sepenuhnya memuaskan. Ia kurang aktif dalam pressing, jarang melakukan pergerakan tanpa bola, dan tidak cukup memberi ancaman ke gawang lawan. Hal ini membuat serangan Madrid kurang menggigit dan memberi keuntungan bagi PSG untuk mengontrol ritme permainan.
Faktor Vinícius
Vinícius telah menjadi pilar penting dalam beberapa musim terakhir. Ia tampil konsisten dan sering mencetak gol-gol krusial. Namun performanya belakangan ini dianggap menurun. Alonso menyadari bahwa kualitas individu bukan satu-satunya yang dibutuhkan dalam sistem permainan modern.
Kontrak Vinícius masih berlaku hingga 2027, dan ia tetap menjadi bagian dari proyek jangka panjang klub. Tetapi Alonso mulai mempertimbangkan untuk menyeimbangkan peran Vinícius dengan Mbappé agar keduanya tidak saling menutup ruang. Beberapa skema seperti 4-4-2 atau bahkan 3-5-2 sudah diuji coba selama latihan untuk mencari keseimbangan antara dua pemain bintang tersebut.
Fleksibilitas Taktis Real Madrid
Strategi Alternatif Tanpa Vinícius
Jika pada akhirnya Vinícius tidak dimainkan, Real Madrid memiliki beberapa opsi taktis. Alonso bisa menurunkan formasi lebih defensif seperti 4-2-3-1 atau 3-4-3, dengan pemain-pemain seperti Jude Bellingham, Rodrygo, atau Valverde menggantikan peran sebagai kreator dan pengacau lini pertahanan lawan.
Beberapa alternatif strategi yang mungkin diambil:
- Mengandalkan pressing tinggi dari lini tengah dan memotong aliran bola lawan lebih awal.
- Menurunkan gelandang tambahan untuk menguasai tempo dan menekan kreativitas PSG.
- Meningkatkan peran pemain sayap sebagai pelari bebas yang membuka ruang dari sisi lapangan.
Semua skema ini menuntut koordinasi yang kuat, pemahaman taktik yang matang, serta kerja keras dari setiap lini. Real Madrid saat ini tidak bisa hanya mengandalkan nama besar, melainkan harus menunjukkan kerja kolektif di lapangan.
Kesimpulan
Rencana awal Xabi Alonso untuk mencadangkan Vinícius Junior adalah refleksi dari pendekatan pragmatis dan berani yang ia bawa ke Real Madrid. Keputusan itu menunjukkan bahwa tidak ada jaminan bagi siapa pun di era baru ini, bahkan bagi pemain sekaliber Vinícius.
Meski akhirnya Vinícius tetap turun sebagai starter, penampilannya menunjukkan bahwa posisi dan perannya di tim sedang mengalami evaluasi serius. Laga melawan PSG menjadi momen penting yang membuka mata banyak pihak bahwa Alonso tidak ragu melakukan perubahan jika itu berarti memberi keseimbangan yang lebih baik untuk tim.
Kita akan terus melihat bagaimana Xabi Alonso mengembangkan Real Madrid ke depannya. Perubahan formasi, strategi baru, dan penempatan pemain akan terus menjadi bagian dari upaya membentuk tim yang tidak hanya kompetitif, tapi juga dinamis dan fleksibel menghadapi berbagai tantangan di level tertinggi.